Suatu
hari di dalam sebuah forum . . .
“Saya
ini orangnya melankolis. Jadi, bla bla bla . . .”
Melankolis,
kata pertama yang terpikir di otak Panda itu “cengeng”. Ternyata setelah
searching di Mas Google (kalo Mbah ntar gga kyuut lagi bawaannya, ya kan Mas
Glee :p), Melankolis ituu . . . gak jauh beda dari pikiran panda, sensitif dan
terlalu melibatkan perasaan. Parahnya, abis maen kuis temperamen di fesbuk,
Taraaaaaaaaaaaaa Panda juga termasuk orang-orang melankolis itu, ckckck...
Menjadi seorang yang melankolis itu agak ribet ya, panda sangat merasakan
itu. Ketika perasaan lebih digunakan daripada logika, apa-apa sungkan, apa-apa
gak tega, cewek banget deh. Tapi, gak menutup kemungkinan lho si melankolis ini
seorang cowok. Inget opening word di
atas? Panda bisikin ya, itu kata-kata dari temen cowok panda lho. Sssttttt....
:p (semoga dia tidak membaca tulisan ini, hehehe).
Seorang melankolis itu, perfeksionis. Sebenarnya, judgement perfeksionis buat para melankolis itu gak adil yah. Bukan
karena Panda sendiri seorang yang melankolis, tidak, bukan seperti itu. Tapi,
panda yakin setiap orang pasti ingin apa yang dilakukannya mendapatkan hasil
yang sempurna. Yakan, sahabat? Ngaku deh ,, Buat Panda sendiri,
kesempurnaan dalam suatu perbuatan itu penting. Meskipun, sesungguhnya buat
panda kesempurnaan itu gak ada, yang ada hanya mendekati sempurna. Ingat sahabat
melankolisku : “Nobody is Perfect”
karena KESEMPURNAAN ITU HANYA MILIK ALLAH. Ya, sesuatu yang mendekati sempurna
itu akan membuat si pelakunya merasakan kepuasan tersendiri. Misalnya nih, pas
masa-masa ujian. Buat melankolis, mereka akan belajar mati-matian biar IP nya
sesuai target. Saking mati-matiannya sampe rela gak tidur semalaman buat dapet
IP bagus, pokoknya mati banget deh usahanya. Alhasil, buat yang gak biasa
begadang dijamin bakal tepar! Dont try
this at home!
Mungkin ini yang membedakan si melankolis dari yang lain. Bayangan ketakutan
yang berlebihan akan hasil yang tidak memuaskan ini yang membuat melankolis
dijuluki si perfeksionis (lebih tepatnya, Melankolis si perfeksionis yang lebai).
Ya, setiap apa yang dikerjakannya bakalan diteliti berulang-ulang kali sampai
dirasa benar-benar cukup sempurna. Seperti saat Panda menulis artikel ini, baca-hapus-ketik,
baca-hapus-ketik terjadi berulang-ulang sampai keyboardnya teriak-teriak coz dipenceti terus, (lebai kan? Ciri melankolis). Saking telitinya, seorang
melankolis itu terkadang terlihat lamban dalam mengerjakan sesuatu. Untungnya,
hal ini diimbangi dengan kecerdasan yang dimilikinya, jadi leletnya gak
kebangetan. (Kata mas Google nih, seorang yang melankolis itu, punya kecerdasan
yang tinggi dan rasa estetika yang mendalam lhoo. Hidup melankolis! Yeeayy ).
Kurang realistis, mungkin bisa dikatakan seperti itu ketika seorang
melankolis harus menerima sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Dia bakal nangis senangis-nangisnya, sedih sesedih-sedihnya, terpuruk
seterpuruk-terpuruknya. Sekali lagi, si melankolis ini amat sangat menggunakan
perasaan. Sehingga seringkali orang melankolis ini lebih sibuk memikirkan
bejubel pertanyaan mengapa aku begini, mengapa aku begitu, mengapa mengapa
mengapa, seharusnya begini, seharusnya negitu, seharusnya seharusnya bla bla
bla . . . daripada MOVE ON. Ckckck,.. Jujur, memang terlepas dari kesalahan
masa lalu itu susah buat seorang melankolis. Panda sendiri misalnya pas tau
kalo ada rantai Karbon di LHS semester 3 kemaren rasanya seperti ditelan ombak,
kejepit di palung laut yang paling dalam, plus kejatuhan kapal selam, gelap
banget pokoknya. Ketakutan dan kekecewaan berlebihan itu lah yang menyebabkan
seorang melankolis itu susah untuk move
on dari masa lalu. Rasa itu juga sempat terbawa sampai panda di awal semester
4 ini. Rasa takut dan malas untuk mengikuti mata kuliah lanjutan juga sempat
ada. Tapi Alhamdulilah, saat ini
Panda sudah move on. Kuncinya, ikhlas,
sabar, tawakkal. Itu sahabatku... (Semoga tidak ada Karbon yang menghiasi
LHS-ku lagi. Amin....).
Pendiam dan misterius. Jangan bayangin seorang melankolis itu seseorang
yang pake baju hitam panjang duduk di pojokan yang gelap, rambut terurai
panjang nutupin muka. Oh no . . . gak
separah itu juga kaleee.... Ketika seorang melankolis itu mempunyai suatu
masalah dalam kehidupannya, dia akan memilih diam dalam artian tidak berbagi
dengan orang lain, kecuali orang yang benar2 dia percaya. Karena mengungkapkan perasaan
kepada orang lain memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kekuatan
dan keberanian ekstra untuk melakukan itu. Jadi, beruntunglah kalian sahabat2ku
yang sudah jadi bak penampung curhatanku selama ini artinya kalian termasuk orang
yang dipercaya :kisshug.
Next, sensitif. Buat cowok-cowok yang mau deketin cewek-cewek melankolis,
waspadalah! Lho? Bukan cewek namanya kalo gak melibatkan perasaan, tapi si cewek melankolis
ini adalah seorang yang sensitif. Salah pemilihan kata di sms aja bisa jadi
masalah lho buat cewek melankolis, serius deh. Kalo bahasanya cowok sih, cewek
melankolis itu RIBET. Salah sedikit,
manyun, ngambek, mewek. Tapi, seorang melankolis itu adalah seorang yang rela
berkorban dan setia lho. Sekali dia memilih dia akan setia pada pilihannya. Beruntung
deh cowok yang punya pasangan cewek melankolis, selain setia dan rela
berkorban, secara gak langsung dia juga melatih kesabaran Anda wahai
cowok-cowok. Perlu diperhitungkan nih buat yang lagi cari pacar. Yakan yakan
yakan ?
(#catet)
Selain melankolis, ada juga lho tipe manusia lainnya. Plegmatis si Cinta
Damai, Sanguin sang Superstar, dan Koleris si Berapi-api. Penasaran, Sahabat
masuk tipe manusia seperti apa? Tunggu di tulisan Panda selanjutnya yaa..
Semoga harimu menyenangkan, Sahabat. :)
1 komentar:
Aku banget kayaknya... langsung aja kunjungi http://newdianblogaddress.blogspot.com
Posting Komentar