Laman

Kamis, 17 Mei 2012

Melankolis, si Perfeksionis yang Lebay


Suatu hari di dalam sebuah forum . . .
 “Saya ini orangnya melankolis. Jadi, bla bla bla . . .”

Melankolis, kata pertama yang terpikir di otak Panda itu “cengeng”. Ternyata setelah searching di Mas Google (kalo Mbah ntar gga kyuut lagi bawaannya, ya kan Mas Glee :p), Melankolis ituu . . . gak jauh beda dari pikiran panda, sensitif dan terlalu melibatkan perasaan. Parahnya, abis maen kuis temperamen di fesbuk, Taraaaaaaaaaaaaa Panda juga termasuk orang-orang melankolis itu, ckckck...
Menjadi seorang yang melankolis itu agak ribet ya, panda sangat merasakan itu. Ketika perasaan lebih digunakan daripada logika, apa-apa sungkan, apa-apa gak tega, cewek banget deh. Tapi, gak menutup kemungkinan lho si melankolis ini seorang cowok. Inget opening word di atas? Panda bisikin ya, itu kata-kata dari temen cowok panda lho. Sssttttt.... :p (semoga dia tidak membaca tulisan ini, hehehe).
Seorang melankolis itu, perfeksionis. Sebenarnya, judgement perfeksionis buat para melankolis itu gak adil yah. Bukan karena Panda sendiri seorang yang melankolis, tidak, bukan seperti itu. Tapi, panda yakin setiap orang pasti ingin apa yang dilakukannya mendapatkan hasil yang sempurna. Yakan, sahabat? Ngaku deh  ,, Buat Panda sendiri, kesempurnaan dalam suatu perbuatan itu penting. Meskipun, sesungguhnya buat panda kesempurnaan itu gak ada, yang ada hanya mendekati sempurna. Ingat sahabat melankolisku : “Nobody is Perfect” karena KESEMPURNAAN ITU HANYA MILIK ALLAH. Ya, sesuatu yang mendekati sempurna itu akan membuat si pelakunya merasakan kepuasan tersendiri. Misalnya nih, pas masa-masa ujian. Buat melankolis, mereka akan belajar mati-matian biar IP nya sesuai target. Saking mati-matiannya sampe rela gak tidur semalaman buat dapet IP bagus, pokoknya mati banget deh usahanya. Alhasil, buat yang gak biasa begadang dijamin bakal tepar! Dont try this at home!
Mungkin ini yang membedakan si melankolis dari yang lain. Bayangan ketakutan yang berlebihan akan hasil yang tidak memuaskan ini yang membuat melankolis dijuluki si perfeksionis (lebih tepatnya, Melankolis si perfeksionis yang lebai). Ya, setiap apa yang dikerjakannya bakalan diteliti berulang-ulang kali sampai dirasa benar-benar cukup sempurna. Seperti saat Panda menulis artikel ini, baca-hapus-ketik, baca-hapus-ketik terjadi berulang-ulang sampai keyboardnya teriak-teriak coz dipenceti terus, (lebai kan? Ciri melankolis). Saking telitinya, seorang melankolis itu terkadang terlihat lamban dalam mengerjakan sesuatu. Untungnya, hal ini diimbangi dengan kecerdasan yang dimilikinya, jadi leletnya gak kebangetan. (Kata mas Google nih, seorang yang melankolis itu, punya kecerdasan yang tinggi dan rasa estetika yang mendalam lhoo. Hidup melankolis! Yeeayy ).
Kurang realistis, mungkin bisa dikatakan seperti itu ketika seorang melankolis harus menerima sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya. Dia bakal nangis senangis-nangisnya, sedih sesedih-sedihnya, terpuruk seterpuruk-terpuruknya. Sekali lagi, si melankolis ini amat sangat menggunakan perasaan. Sehingga seringkali orang melankolis ini lebih sibuk memikirkan bejubel pertanyaan mengapa aku begini, mengapa aku begitu, mengapa mengapa mengapa, seharusnya begini, seharusnya negitu, seharusnya seharusnya bla bla bla . . . daripada MOVE ON. Ckckck,.. Jujur, memang terlepas dari kesalahan masa lalu itu susah buat seorang melankolis. Panda sendiri misalnya pas tau kalo ada rantai Karbon di LHS semester 3 kemaren rasanya seperti ditelan ombak, kejepit di palung laut yang paling dalam, plus kejatuhan kapal selam, gelap banget pokoknya. Ketakutan dan kekecewaan berlebihan itu lah yang menyebabkan seorang melankolis itu susah untuk move on dari masa lalu. Rasa itu juga sempat terbawa sampai panda di awal semester 4 ini. Rasa takut dan malas untuk mengikuti mata kuliah lanjutan juga sempat ada. Tapi Alhamdulilah, saat ini Panda sudah move on. Kuncinya, ikhlas, sabar, tawakkal. Itu sahabatku... (Semoga tidak ada Karbon yang menghiasi LHS-ku lagi. Amin....).
Pendiam dan misterius. Jangan bayangin seorang melankolis itu seseorang yang pake baju hitam panjang duduk di pojokan yang gelap, rambut terurai panjang nutupin muka. Oh no . . . gak separah itu juga kaleee.... Ketika seorang melankolis itu mempunyai suatu masalah dalam kehidupannya, dia akan memilih diam dalam artian tidak berbagi dengan orang lain, kecuali orang yang benar2 dia percaya. Karena mengungkapkan perasaan kepada orang lain memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kekuatan dan keberanian ekstra untuk melakukan itu. Jadi, beruntunglah kalian sahabat2ku yang sudah jadi bak penampung curhatanku selama ini artinya kalian termasuk orang yang dipercaya :kisshug.
Next, sensitif. Buat cowok-cowok yang mau deketin cewek-cewek melankolis, waspadalah! Lho?  Bukan cewek namanya kalo gak melibatkan perasaan, tapi si cewek melankolis ini adalah seorang yang sensitif. Salah pemilihan kata di sms aja bisa jadi masalah lho buat cewek melankolis, serius deh. Kalo bahasanya cowok sih, cewek melankolis itu  RIBET. Salah sedikit, manyun, ngambek, mewek. Tapi, seorang melankolis itu adalah seorang yang rela berkorban dan setia lho. Sekali dia memilih dia akan setia pada pilihannya. Beruntung deh cowok yang punya pasangan cewek melankolis, selain setia dan rela berkorban, secara gak langsung dia juga melatih kesabaran Anda wahai cowok-cowok. Perlu diperhitungkan nih buat yang lagi cari pacar. Yakan yakan yakan ? (#catet)
Selain melankolis, ada juga lho tipe manusia lainnya. Plegmatis si Cinta Damai, Sanguin sang Superstar, dan Koleris si Berapi-api. Penasaran, Sahabat masuk tipe manusia seperti apa? Tunggu di tulisan Panda selanjutnya yaa.. Semoga harimu menyenangkan, Sahabat. :)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Aku banget kayaknya... langsung aja kunjungi http://newdianblogaddress.blogspot.com

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar